Senin, 26 November 2007

DOMBA ANDA CACINGAN!! OBATI DENGAN GETAH PEPAYA


Kebanyakan kematian Domba dan Kambing disebabkan oleh cacingan. Penyakit ini tergolong penyakit parasit saluran pencernaan yang disebabkan oleh infeksi cacing nematoda antara lain, Haemonchus contortus,Bunostomum sp,Oesophagostomum sp.Trychoslrongylus sp dan Trichuris sp. Cacing nematoda yang paling banyak ditemukan terutama adalah Haemonchus contortus, cacing ini dapat menyebabkan kematian, menghambat pertumbuhan,menghambat pertambahan berat badan serta menimbulkan gangguan reproduksi.
Alternatif untuk pengobatan adalah dengan pengobatan tradisional,karena harga obat untuk cacing jenis ini sangat mahal.
cacing Haemonchus contortus merupakan cacing yang hidup di dalam abomasum (perut kitab) domba,kambing dan sapi.Cacing tersebut menghisap darah induk semangnya sehingga menimbulkan beberapa efek terhadap induk semangnya antara lain : anemia (kurang darah),kadang2 dijumpai kebengkakan pada rahang bawah,gangguan pencernaan,penurunan berat badandan menjadi labih rentan terhadap infeksi penyakit lain.

Tanda- tanda Penyakit
-Anemia (kurang darah)
-Tubuh kurus, kulit kasar, dan bulu kusam.
-Kehilangan nafsu makan
-Diare (mencret)
- Konstipasi (sulit buang air) bila infeksi berat
-Dijumpai gumpalan darah di dalam abomasumnya
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
1. Pemberian ransum/makanan yang berkualitas dan cukup jumlahnya
2. Menghindari kepadatan dalam kandang
3. Memisahkan antara ternak muda dan dewasa
4. Memperhatikan Konstruksi dan sanitasi
5. Menghindari tempat2 yang becek
6. Menghindari pengembalaan yang terlalu pagi
7. Melakukan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan secara teratur
Penyadapan Getah Pepaya dan Penggunaannya sebagai obat
Getah pepaya dapat diperolah dari hampir seluruh bagian pohon pepaya.Getah dapat diperoleh paling banyak dan paling baik mutunya dari buah pepaya yang masih muda. Getah buah pepaya mengandung papain,Kimo papain A,Kimo papain B,papaya peptidase,Pektin,D-galaktase dan L-arabinose.
1. Penyadapan getah pepaya.
-Buah pepaya muda yang masih menggantung dipohon,ditoreh membujur dengan sedalam 1-5mm dengan jarak torehan 1-2 cm.
-Waktu penyadapan pukul 06.00-08.00,diulang 4 hari sekali pada buah yang sama.
-Pada tempat torehan,getah yang keluar ditampung dengan gelas/slat plastik yang diikatkan pada buah pepaya dengan selotip.
-Setiap 100 ml getah yang tertampung ditambah dengan dua tetes larutan Natrium Bisulfit 30 % untuk mencegah oksidasi.
-Kemudian dijemur dibawah sinar matahari atau dioven pada suhu30-60 derajat celcius sampai kering.
-Getah yang sudah kering dihaluskan menjadi serbuk.
2. Penggunaan sebagai obat cacing
- Dosis yang diberikan adalah 1,2 gram /Kg BB, setiap minggu 3 kali pemberiaan.
- Serbuk getah pepaya dicampur dengan air dengan perbandingan 1:5 (1 serbuk,5 air) diaduk hingga tercampur.
- Campuran tersebut diminumkan atau diberikan lewat mulut dengan selang langsung ke rumen.
Selain getah pepaya yang diambil dari buah pepaya muda, dapat juga perasan daun pepaya dipergunakan sebagai obat cacing tradisional dengan cara sebagai berikut :
-Ambil 2 sampai 3 lembar daun pepaya (tidak terlalu muda/tua).
-haluskan daun pepaya tersebut,berikan sedikit air matang/bersih kemudian diperas dan diambil airnya.
- Minumkan pada ternak kambing/domba sebanyak 2 sampai 3 sendok makan atau disesuaikan dengan berat badan ternak,setiap minggu, 3 kali pemberiaan.



*dimabil dari lembar pertanian mataram No. 04/Liptan/2000

LIKA LIKU SURVEY CIDAUN


Survey di Cidaun Cianjur, wuih seru coi.
Hari itu sabtu sebelum fajar muncul, aku sudah bangun untuk menunaikan sunnah Rosulku dan kewajibanku. Setelah semua selesai aku berpikir menyiapkan keperluanku untuk rencana survey dengan teman-teman sekantorku, mencari sasaran daerah penerima kurban dari para muqorib yang dititipkan kepada lembaga kami DDB.
Cidaun, itulah pesan daerah yang harus dijelajahi guna memperlebar sayap-sayap program THK (Tebar Hewan Kurban) DD yang tahun lalu kebanyakan tersalurkan di daerah mustahik Kabupaten Bandung.
Sambil menunggu berangkat, kita siapkan perlengkapan survey (jas hujan,sepatu boot, etc), mental dan tentu saja money.
Akhirnya kita berangkat dari kantor paskal 143 Bandung jam 6 pagi,meluncur melewati jalan tol Pasteur-Buah batu. keluar tol Buah batu menuju Banjaran dan Cimaung lalu Pangalengan, seperti biasa kondisi jalan di Banjaran yang sempit dipenuhi kendaraan pribadi dan banyak kendaraan umum yang nongkrong menjemput penumpang,apalagi di depan pasar Banjaran, kebayangkan jadinya ,MACET!!!!!!!!!. ah itu mah biasa , sabar aja lagi.
Sambil melihat Peta-peta dan menurut informasi yang bisa dipercaya tapi tidak bisa dipertanggungjawabkan, lewat saja Pangalengan tapi harus lewat beberapa kecamatan yang ga jelas ada di peta.
Setelah bertanya kesa kemari dan sempat bertanya kepada penjual bubur tempat kita sarapan pagi, sarapan baru di Pangalengan, eit bikin mag ku kumat oi. Ada hikmah dibalik semangkok bubur ayam yang teu puguh rasanya, dari penjualnya dapat info jalan yang lancar dan lebih dekat untuk sampai ke Cidaun.
Dari Pangalengan kita memotang jalan melewati perkebunan teh menyusuri hutan dan akhirnya sampai di pasir jambu,Ciwidey, itulah kecamatan yang disarankan untuk dilewati sebelum kita ke Cidaun.
Dari Ciwidey kita melewati Rancabali, terus ke Pagelaran (salah satu kec yang berbatasan dengan Kab Bandung) dan sempat mampir di sebuah SD pinggir jalan namun keadaan sekolahnya memprihatikan. Padahal SD yang berdiri sejak tahun 1965 itu adalah SD tertua di Kecamatan dan tempat pertemuan bagi guru-guru dan pengurus sekolah se Kecamatan. Kita bertemu dengan seorang guru yang saat itu sedang mengajar olahraga, "Pak kok ga ada gurunya, gurunya pada kemana? tanyaku, "Oh gurunya teh lagi mengajar olahraga dan
istirahat", kata guru yang bernama Usman menimpali.Team DDB ke Cianjur selain untuk survey daerah THK ternayata di domplengi dengan program pendidikan SMART EI, yang merupakan salah satu program LPI (Lembaga Pengembangan Insani), jejaring Dompet Dhuafa.
Pendomplengan tersebut dalam upaya kita mensosialisasikan program yang bersifat nasional ke seluruh pelosok negeri untuk menjaring siswa berprestasi selulus SD untuk dapat meneruskan sekolah ke jenjang SMP sampai SMA secara cuma cuma dengan kurikulum internasional, tentu saja untuk siswa dari kalangan Dhuafa yang lulus tes dari administrasi, psikologi, sains dan kesehatan serta penentuan akhir melalui home visit.
Kembali lagi ke tujuan awal kita, survey daerah THK!
Perjalanan kita lanjutkan setelah berpamitan kepada pak Usman dan meminta no kontaknya, sambil kita berharap ada bibit-bibit unggul dari daerah "tempat jin buang anak" yang bisa dengan layak mendapatkan pendidikan hingga lulus SMA, tentu saja dengan hasil yang terbaik. Saya selalu berpikir *Kenapa urusan yang seharusnya menjadi tanggungjawab Negara malah menjadi urusan kita dan lembaga-lembaga sosial saja.kenapa???????< Padahal kalo kita kembali kepada Islam (sebagai agama kehidupan) maka pendidikan akan menjadi tanggung jawab negar, tentu saja negara khilafah minhajinubuwwah yang menerapkan syariat Islam pad seluruh aspek kehidupan. betul tidak? betulllllllllllllll
Perjalanan kita lanjutkan ke kecamatan sesudah Pagelaran, Kecamatan Tanggeung sebelum Kecamatan Sindangbarang Cianjur dan akhirnya ke Cidaun. Dengan kondisi jalan yang berkolok dan berlubang kita tetap tegar melewatinya, namun patut disayangkan kita sempat terhalang portal sebanyak tiga kali yang dijaga oleh Hansip "kirang seribu ceuna",sudah dikasih seribu minta tambah seribu,itu lebih mahal dari tol Pasteur- buah batu yang 1500 dengan kondisi jalan yang tentu saja berbeda jauh. ada yang aneh saat melewati portal ilegal, seorang "preman kampung" dengan sebatang kayu mencegat kita untuk lewat," permios kang ngawagel waktosna, iyeu biasa kangge meser rokok".bilang saja minta uang. itulah fenomena miskin rakyat kita yang tidak mau kristalisasi keringat untuk se-sen uang.bukankah nabi SAW memperingatkan kita ,dari Abi Hurairaoh" siapa saja orang yang dipagi hari memikul kayu bakar dan berbuat baik denganya (menjualnya) dan tidak berharap kepada pemberian manusia,itu baik baginya daripada mengemis walaupun orang akan memberinya atau menolaknya".
Siang hari setelah melewati kelokan jalan Alhamdillah Allah memperingatkan kita untuk makan siang, menikmati rizkinya melalui perantara orang madura,tapi tetap bayar bukan cuma-cuma.
Hah.... ada orang madura di kecamatan Sindangbarang Cianjur? ternyata dia sudah tiga tahun ditempat tersebut. "dapat istri orang sini,katanya". "ketemunya di arab waktu jadi TKW".
ngomong-ngomong TKW, ternyata menurut teman saya Cianjur selatan adalah pemasok terbesar TKW dari Jawa Barat selain Indramayu,ini terbukti dengan banyaknya Mini bus Biru dari dinas ketenagakerjaan yang menyusuri pantai, entah itu menjemput calon TKW dan mengantar TKW yang pulang dari negri seberang, yang tentu saja membawa devisa negara.
Kondisi ini terlihat jelas secara fisik rumah-rumah sekitar daerah pinggiran pantai (kec Sindangbarang dan kec Cidaun) ternyata banyak yang terbuat dari beton dari pada rumah panggung dari bilik bambu. jumlah perempuan yang tinggal juga sedikit dibanding lelaki.
Sempat kita bersantai dulu menikmati pantai selatan di sindangbarang sembari hunting foto utnuk koleksi divisi media.ternyata ombaknya besar juga, padahal siang hari, terlebih sore hari air pasang bisa sampai bukit tepi pantai. Ditepi pantai banyak kita jumpai peternak menggembalakan ternaknya, sapi ongol,dan domba. sistem abur kalo menurut bahasa peternakan, harga jual lumayan mahal untuk sapi dengan bobot 150-200kg dipatok 4 juta lebih, sedangkan domba 700 ribu sekira bobot 35 kg. harga seperti itu menurut saya mahal,karena peternak tidak membutuhkan pakan tambahan dan mencari rumput.
Kita teruskan perjalanan menuju cidaun titik nol Km dan bandung titik 209Km sambil menikmati udara pantai yang sejuk.Cerita yang beredar dimasyarakat bahwa Maret 2008 jalur selatan akan selesai dan dalam kondisi yang halus sehingga kita bisa tembus ke Pamengpeuk dan jalur selatan pulau jawa.
Pelabuhan Jayanti Cidaun sempat kita sambangi, terlihat bangunan baru untuk peristirahatan dan kantor pengelola pelabuhan. satu teman kita bertugas menanyakan kondisi ekonomi, potensi warga desa Cidamar, Cidaun dan tentu saja tentang jumlah hewan kurban yang disembelih di desa tersebut. Ternyata jawabannya cukup mengagetkan, tiap tahun disetiap DKM yang membawahi dua rukun tetangga ada saja kurba tidak pernah kosong. "5 sampai 20 mah ada domba yang disembelih di sini" kata juru tulis desa.hal senada juga disampaikan sebelumnya oleh anak ust Dede pimpinan ponpes Muhajirin Cidamar, Cidaun tempat kita singgah untuk mengqosor Sholat.
"Survey desa lain," kataku.
waktu sudah menunjukkan sekitar jam empat sore, di cidaun, padahal kita berangkat dari bandung jam enam pagi, tapi bagi kita perjalalan itu tak terasa karena ada kesadaran dalam diri kita untuk membantu yang membutuhkan dalam rangka memenuhi kewajiban kita terhadap ALLAH.
waktu magrib menjelang,kita berhenti sejenak di sebuah masjid pinggir jalan untuk mengqosor sholat.suasana pengajian anak-anak sangat terasa, walaupun berjalan tanpa penerangan mereka tetap saja berjuang untuk mendapatkan ilmu guna bekal dunia akherat." Ketua DKM nya siapa, rumahnya dimana?" tanya kita kepada ust muda yang mengajar ngaji anak-anak.
Sempat anak kecil mengantar kita bertemu dengan ketua DKM,pertanyaan yang sama kita lontarkan untuk mengetahui kebiasaan berkurban warga setempat. Ternyata Jawaban yang kita peroleh sama dengan apa yang kita dengar di Cidaun."Alhamdulillah untuk kurban kita tidak kekurangan, karena ada yang selalu berkurban, hewan kurbannyakan peliharaan sendiri"tutur ust Latief,tokoh desa Cibungur, Sindangbarang.
Setelah berpamitan kita lanjutkan perjalanan ke desa lain, masih dalam kec sindangbarang.Eit.......berhenti, berhenti tutur teman kita,ada masjid besar,kita tanya-tanya tentang kurban yuk disini. setelah bertemu dengan ketua DKM dirumahnya kita diajak untuk bertemu dengan ajlengan di desa giri mukti yaitu Ust hidayat,besanya duta besar.menurut beliau kesadaran kurban di desa ini bagus, tiap tahun ada yang berkurban 5 sampai 10 ekor domba. Mereka menggunakan sistem arisan untuk menggilir jatah orang yang berkurban, sebulan 20 ribu selama 3 tahun.Ada kekurang pahaman dari mereka, yakni orang yang sudah berkurban tahun lalu tidak usah ikut kurban,mungkin mereka punya kaidah sendiri (yang salah) "jika sudah terlaksana kurban sekali seorang maka gugur kurban untuk waktu selanjutnya"
"Nginep disini aja dek ya, kalo pulang malam-malam begini(pkl 20.00) hati-hati kalo lewat air terjun, suka ada hantu yang suka pada orang jawa yang kulitnya sawo matang". canda ust Hidayat. "kalo hantunya cantik mah ga apa-apa" timpalku.survey seperti ini banyak hikmahnya bagi kita, silaturahmi dengan banyak orang yang sebelumnya kita tidak kenal sehingga banyak saudara yang mendoakan kita, itulah kebahagiaan yang tak mungkin bisa dinilaki dengan materi.
Wah laper eui, kita makan di orang madura yuk, sekalian survey ke DKM setempat.Sambil menunggu sate matang kita diantar ke H.Tajul Mubarok desa Bojong koneng sindangbarang cianjur."punten pak mengganggu waktunya", Haji baru bangun tidur, yang menerima tamu awalnya anaknya tapi haji akhirnya juga nimbrung.
Setelah kita sampaikan keperluan kita tentang adnya program THK, kita akhirnya meminta kesediaan anak pak haji untuk penyediaan domba untuk kurban, ya 10 ekor dulu.Memang perjanjian tanpa hitam diatas putih tersebut hanya butuh kepercayaan," nanti kalo sudah kita kumpulkan ternyata ga jadi kurban disini,kan kita rugi atuh" kata si akang teh." ga mungkinlah,kita seperti itu, ntar kita kasih nomor kontak". Kita sedikit lega karena mereka mau untuk meyediakan dombanya walaupun baru kita bayar saat penyembelihan.
Perut kenyang setelah makan, ah tinggal tidur nih diperjalanan, ternyata susah juga tidur di perjalanan.Kita lewat Cianjur kota selama kurang lebih 4 jam dengan kondisi jalan yang lumayan bagus dibanding waktu kita berangkat.
Dalam perjalanan sempat terpikir, ternyata kesadaran individu untuk melaksanakan perintah sang khalik tidak memandang kondisi dan tempat domisili, tapi ruh yang berrti kesadaran terhadap hubungan kita dengan ALLAH yang tercermin melalui keimanan kita.
terlepas cara yang dipakai untuk mengerjakan kurban itu salah (dengan arisan),namun patut dijadikan contoh untuk masyarakat yang lain,bahwa daerah yang terjauh dari kotapun sekuat tenaga menjalankan perintahNya dan dengan jujur menjawab pertanyaan tentang kondisi mereka,tanpa meminta untuk diksihi.
Akhirnya datang juga!!!!! dikantor DDB jam 2 pagi hari minggu.
dengan kondisi tubuh yang cuapek dan nguantuk saya perlahan-lahan naik ke lantai dua untuk melanjutkan tidur yang tertunda.

Kamis, 22 November 2007


yang sedang saya lihat adalah kambing keturunan etawa,wuih besar banget untuk ukuran kambing Indonesia. kambing PE adalah peranakan dari kambing Etawa di pegunungan India dengan kambing Kacang asli Indonesia. kenapa perkawinan silang ini terjadi? perselingkuhan kah! atau ulah manusia yang menginginkan keturunan yang unggul!. perkawinan ini dalam ilmu pemuliaan ternak sangat dianjurkan untuk dilakukan, kenapa? ya untuk memperbaiki keturunan jelasnya. kalo kita pikir, kita harus mengucapkan terimakasih kepada orang Belanda yang telah memberikan ilmunya kepada kita tentang pemuliaan ternak, melalui contoh nyata hasil persilangan tersebut. bukanya orang belanda ngasal mengawinkan ternak seenaknya aja tanpa ilmu.
Dalam ilmu pemuliaan ternak dikenal dengan adanya crosbreeding dan inbreeding dalam perkawinan ternak, apaan tuh?
Kalo kita membaca Al-Quran, Allah telah menunjukan kepada kita aturan dalam memilih pasangan yang tentunya tujuannya adalah untuk melestarikan keturunan. Ada aturan tentang siapa yang dilarang untuk dikawini dan siapa yang boleh dikawini. kalo kita mentadaburinya, kita akan tahu kenapa hal itu digariskan. Banyak contoh yang terjadi apabila aturan itu dilanggar, salah satunya kecacatan dan gangguan kesehatan. Bagi kita yang hidup dalam jaman ilmu dikuasai oleh orang barat sedikitnya tahu istilah fenotip dan genotip yang akan menurunkan sifat kepada keturunannya. hal inilah yang menjadikan dasar ilmu pemuliaan ternak, yang bertujuan untuk memperbaiki jenis keturunan yang sehat, tahan terhadap penyakit dan unggul.
Aturan itu bukan hanya untuk manusia tetapi untuk alam semesta tak terkecuali terhadap ternak domba, kambing, sapi yang tergabung dalam kelompok ruminansia besar.
inbreeding adalah perkawinan yang dilakukan dalam satu jenis yang memiliki ikatan darah atau keluarga yang dekat. apa jadinya?
perkawinan inbreeding akan mengakibatkan keturunan yang lemah dan rentan terhadap penyakit, hal ini dikarenakan kemiripan sifat dalam kromosom yang dibawa oleh sperma yang bertemu dengan sel telur. kemiripan sifat itulah yang menjadikan embrio hanya mempunyai sedikit sifat yang beda, sehingga sifat yang resesif negatif sering muncul. Jadinya ternak menjadi tidak unggul dan kualitas turun daipada induknya.
Crosbreeding adalah perkawinan yang dilakukan dalam satu jenis yang memiliki ikatan darah atau keluarga yang jauh.
Memang untuk perbaikan keturunan dalam perkawinan dibutuhkan setidaknya tujuh kali masa pembibitan. tetapi untuk memulai perbaikan dimulai dari F1 (perkawinan silang pertama untuk menghasilkan bibit unggul). Crosbreeding diharuskan dilakukan untuk memperolah bibit unggul dalam satu jenis. biasanya sifat resesif positif sudah nampak pada keturunan ketiga. Kita sudah bisa memilih anakan yang nantinya akan digunakan sebagai bibit unggul, asal jangan dijual.
Seperti yang dilakukan Kampoeng ternak dan beberapa tempat pembibitan mitra DDB dalam program pembibitannya. Hal ini tentunya untuk mencari dan menghasilkan bibit unggul untuk mengembangkan peternakan da Indonesia.

Rabu, 07 November 2007

Senin, 05 November 2007

empow AMANAH

Gambar disamping adalah salah satu plank nama yang dipasang dikandang mitra peternakan domba ddb. kandang tersebut milik salah satu mitra ddb di kampung bunikasih desa jatisari kec soreang kabupaten bandung. kelompok mitra mandiri (KMM) yang menaungi mitra diberinama AMANAH, dengan harapan harta yang dititipkan kepada mereka menjadi amanah bagi mereka yang akan selalu di pertanggungjawabkan.
pemberdayaan peternakan kampung bunikasih soreang sudah berjalan dua tahun, berawal dari program tebar hewan kurban. awal menerima program pemberdayaan dari ddb mereka mendapat 50 ekor domba jantan bakalan ( umur dibawah 1 tahun). KMM Amanah mempunyai struktur kelompok : seorang ketua , sekretaris, bendahara dan 7 anggota. masing - masing mendapat 5 ekor domba dan bantuan untuk operasional kandang. program hanya berlangsung selama kurang lebih 3 bulan, karena sudah harus dipanen untuk disebarkan sebagai hewan kurban, istilahnya sudah terikat kontrak dengan program tebar hewan kurban. harga jual saat panen sudah ditentukan, hal inilah yang menjadi pemikiran kami untuk merubah konsep dan aturan untuk tahun sekarang 1428 H. peternak untung bangsa untung.
program di Amanah sempat vakum selama 3 bulan untuk mengosongkan kandang dan merubah paradigma berpikir mitra ke arah yang lebih maju. pantas saja mereka kolot, la wong mitranya sudah pada uzur. celetuk temen dalam team. memang pemberdayaan membutuhkan pemikiran yang ekstra untuk merubah pemikiran yang sudah menjadi kebiasaan kaum kolot yang seperti gunung es. tapi ada kaidah mengatakan " batu saja bisa berlubang bila ditetesi air terus menerus.
menginjak tahun kedua dimulai lagi pemberdayaan peternakan pada mitra Amanah, dengan konsep Revolving fund. Dana zakat dan keuntungan usaha peternakan tahun lalu digulirkan kembali kepada mitra Amanah. Sekarang kita kombinasikan program penggemukan dengan program pembibitan. tetap 10 orang anggota masing2 5 ekor bakalan jantan dan ditambah dengan betina bunting masing2 mitra 1 ekor. perguliran kedua kita mulai bulan april 2007.
pasang surut jumlah domba sudah terjadi saat pemberdayaan berjalan 3 bulan. hal ini sesuai dengan aturan pemberdayaan ddb, yaitu masa produksi di kandang mitra minimal 3 bulan bisa dipanen. pasar akikah selama ini masih menjadi harapan mitra karena harga tinggi dibanding dengan penjualan ke bandar. pemasaran produk mitra sebenarnya diharapkan dari kemandirian mereka mencari pasar sendiri.
amanah sekarang telah menggulirkan enam kali jual beli domba. tapi diimbangi dengan kematian yang tinggi (masih dalam kewajaran proyeksi mortalitas) diantara kelompok lain dampingan ddb yang ada di jawa barat. kelahiran 10 anakan tapi yang masih bernyawa 6 ekor sampai sekarang. dari segi potensi lingkungan dan pakan daerah soreang baguuus, sebab masih ada stadion si jalak harupat penyedia rumput (tempat mitra sering ngala jukut).
diperlukan perubahan perilaku dari kolot menjadi inovatif baik manajemen kandang dan pakan juga pembibitan, itulah harapan kita empow team yang selalu mendampingi mereka dengan pemberitahuan masalah kandang dan obat2an serta perilaku organisasi.
"legok tapak genteng kadek" itulah kami team empow ddb yang masih muda tapi ingin sekali merubah paradigma berpikir peternak indonesia supaya kembali ke fitrah "nenek moyangku seorang peternak". walaupun ternak masih menjadi tabungan dan sampingan tapi menjadi deposit yang menjanjikan kalo pandangan mereka barubah tentang arti pertanian secara luas.
jangan terpancing dengan perkembangan industri sekarang, jujur saja indonesia berada ditempat yang nanggung, maju kena mundur kena. lebih baik mundur untuk menang dengan mengembangkan sektor peternakan daripada maju dengan industri yang diprivatisasi.


empow kambing PE


5 oktober 2007
berangkat dari cita - cita dan idealisme yang tinggi 3 pemuda dari ddb menjelajahi pedesaan untuk memperoleh kemurnian susu. Susu, susu opo?
sekali lagi umat ini perlu seorang yang idealis ternyata, betul tidak?
buktinya kita bertemu dengan 4 pemuda yang idealis juga, yang tergabung dalam bendera lakta tridia, mereka memurnikan dan mengembangkan susu kambing PE (peranakan etawa). dengan semangat dan jiwa idealismenya 4 pemuda tersebut berhasil mendirikan bendera peternakan Indonesia yang sekarang sedang terpuruk, mungkin ga ada menterinya kali, kritik seorang diantara teman kita itu.
mereka konsen dan serius mengembangkan perternakan di Indonesia, khususnya kambing PE untuk menyelamatkan ternak kultur murni asli indonesia. supaya tidak semua diambil tetangga, tandasnya. 90 kamar pada kandang yang berjajar tiga itulah tersimpan bibit unggul yang telah melahirkan tiga generasi (F3), bentar lagi Fse. mungkin sebagian peternak kambing PE sudah mengenal mereka, walaupun baru 3 tahun lebih menggumpalkan idealismenya mereka sudah dijadikan rujukan produk susu kambing di jawa barat khususnya.
kemitraan mulai dibangun oleh mereka dengan penduduk sekitar, dengan sistem kredit ternak tanpa riba. peternak mendapat bimbingan manajemen, bantuan pakan dan nutrisi ternak selama 8 bulan. menampung hasil ternak mereka. setiap peternak memelihara 5 ekor dengan pegembalian setiap kelahiran anak jantan.
empowering foundationya ddblah yang membuat team sadar betul bahwa harus ada sinergi dengan pihak yang mengusung pemberdayaan umat melalui potensi lokal dengan ekonomi non ribawi. bagaimana mungkin dapat memajukan perekonomian umat bila kaidah sapu lidi masih belum kita pahami.
saudara sebangsa dan setanah air
dengan empowering kita majukan ekonomi umat yang terabaikan ini, dimulai dari bidang kita masing - masing. hidup peternakan indonesia.
kapan nih kita pulang kandang!!!!!!!!

comt bhaind empow
$nyicipin bakso tenis yang asin,,,,kayaknya yang bikin baru latihan kali ya..........
$mas kandang kok ada di pucuk bukit,,,few ok tapi dinginya, berrrrrr
$cesssssss,cesssssssss hei ban bocor nih! ya kita dongkrak! untung bawa ban serep. cape deh.........
$banyak yang kawinan tuh disepanjang jalan dari soreang ke ciwidey, ada 9 janur mlengkung, musim ujan kali ye,,,,,,,butuh teman di dalam slimut.

Jumat, 02 November 2007

dilema peternakan di Indonesia

Pembibitan, masalah Klasik Peternakan Indonesia

Minggu-minggu ini kita sedang disibukkan untuk membaca berita dari dunia peternakan khusunya ruminansia besar ( Sapi dan Domba /Kambing), mulai dari harga bibit hingga tidak tercukupinya kebutuhan masyarakat akan hasil peternakan ( daging dan susu ).

Berpindahnya harga susu adalah hal yang sangat mencengangkan dan mengagetkan para ibu rumah tangga. Bagaimana mau pintar bangsa ini jika konsumsi susu diganti dengan konsumsi air tajin ( air cucian beras ). Hal tersebut tidak terlepas dari politisasi produk peternakan oleh pengusaha yang duduk dalam pemerintahan, walaupun ada informasi baha kemarau panjang yang melanda Selandia Baru dan Australia ( Pemasok kebutuhan dasar susu terbesar ke Indonesia ) mengakibatkan produksi susu menurun. Kenapa Indonesia sebagai negeri Agraris sangat bergantung oleh Barat hanya karna susu.

Tak ketinggalan pula daging sebagai produk utama sapi potong harganya juga akan meningkat. Kejadian yang dianggap biasa dan wajar itu sekarang sedang menjerat nasib dunia peternakan Indonesia. Daging boleh dikatakan adalah kebutuhan sekunder bagi golongan bawah masyarakat Indonesia, mungkin itulah yang mengakibatkan permasalahan deaging dan susu masih menjadi sampingan bagi rakyat kecil, begitu pula pengurusan ternak dikalangan peternak kecil yang masih menjadi sampingan bukan sebagai pekerjaan pokok.

Sedangkan daging domba/kambing hanya bisa kita temui dipinggir jalan sebagai makanan mewah karena harga domba/kambing yang mahal. Masalah klasik yang menimpa dunia peternakan kita adalah pembibitan, bukanya penggemukan yang selalu diincar oleh para pengusaha peternakan. Lama kelamaan bibit Sapi, Domba/Kambing kita akan habis, kita hanya mengimpor dan mengimpor daging dan susu dari luar.

Sebentar kita tengok tetangga kita Malaysia yang kabarnya rajin sekali mengincar bibit Domba Garut yang menjadi asset berharga bagi bangsa ini, bagaimana tidak, Domba Garut adalah satu satunya domba yang berperawakan besar mirip Bison yang ada didunia ini. Kelemahan peternak kecil adalah silaunya mereka dengan uang yang banyak, yang tentunya ditawarkan untuk seekor bibit unggul. Padahal kalau kita hitung secara pembibitan, Domba unggul akan menghasilkan anakan yang dominan dengan induknya yaitu unggul dalam hal kualitas dan kuantitas daging. Sekali lagi masalah yang timbul adalah kurangnya control/pengawasan terhadap peternak kecil yang sering menjadi incaran agen penjual bibit unggul.

Apa yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa melalui Kampung Ternak adalah hal yang luar biasa untuk melindungi asset peternakan bangsa ini, dengan adanya pemberdayaan peternak melalui pembibitan Domba Garut. Ribuan Domba Garut dibibitkan untuk mencari bibit unggul dan memenuhi kebutuhan pasar akan daging Domba yang terus meningkat, apalagi saat Hari raya Kurban. Pasar yang telah terjamin membuat pemberdayaan tidak hanya sekedar pemberian modal bergulir, penerapan teknologi juga diberikan kepada mitra kelompok peternak. Tebar Hewan Kurban merupakan pasar yang menjamin keberlangsungan pemberdayaan peternakan Kelompok mitra Mandiri Dompet Dhuafa untuk terus maju menjadi Mandiri.

Pemberdayaan oleh lembaga amil zakat ini patut menjadi contoh pemberdayaan yang berbasis potensi local daerah dan menjamin pasar hasil pembibitan dan penggemukan Domba/Kambing. Aturan Kelompok yang mengikat para mitra dengan adanya pertemuan mingguan dan control pendamping sangat bermanfaat bagi keberlangsungan penyerapan teknologi peternakan oleh anggota kelompok ternak.

Di Dompet Dhuafa Bandung sendiri sedang mencoba untuk pengembangan pembibitan yang akan diterapkan kepada 6 kelompok mitra Peternakan, yang selama ini sudah terlihat hasilnya dari program penggemukan. Baru satu kelompok yang menerapkan metode pembibitan Domba sebagai contoh dari kelompok yang lain. Kelompok peternakan Dompet Dhuafa Bandung sendiri tersebar di Kab Bandung ( Soreang dan Pacet ) serta Kabupaten luar Bandung, yaitu Purwakarta, Subang dan Sumedang.

Ilmu yang belum tersampaikan kepada peternak kecil coba untuk difasilitasi dengan adanya pendampingan dan Monitoring evaluasi kepada Kelompok peternak setiap dua kali dalam sebulan.

Disamping pemberdayaan peternak Domba/kambing, Dompet Dhuafa akan memulai program pembibitan sapi FH bekerjasama dengan Balai Inseminasi Buatan (BIB) lembang sebagai pihak yang memiliki banyak bibit unggul dalam bentuk semen beku dalam strow. Program ini diharapkan dapat memberdayakan peternak kecil dengan teknik inseminasi buatan guna memperoleh bibit unggul sapi FH ( betina untuk sapi perah dan Jantan untuk sapi potong ). Tidak hanya teknologi inseminasi buatan untuk Sapi saja yang nanti coba dikembangkan kepada Kelompok Mitra peternakan, tetapi inseminasi buatan pada Domba /kambing juga akan dilakukan.

Dengan banyaknya lembaga –lembaga non profit yang peduli dengan nasib dunia peternakan Indonesia, maka akan semakin besar pula peluang kita untuk memajukan peternakan Indonesia dan lepas dari ketergantungan produk peternakan dari luar. Pemberdayaan bukan profit oriented yang sifatnya sesaat tetapi kualitas yang secara berkelanjutan dan konsisten menjadi tujuan hasilnya.

Hendarayana, SPt. Staff pemberdayaan Dompet Dhuafa Bandung